MEMPERTAHANKAN IDEALISME KEBENARAN BAGAI MENGEMBARA DI HUTAN BELANTARA
(REFLEKSI PENGALAMAN PRIBADI)
Oleh: Ruhana Faried, S.HI.,M.HI
Menapaki setiap anak tangga menjadi Hakim yang mempertahankan idealisme kebenaran bukanlah perkara semudah membalikkan telapak tangan. Betapa tidak, dalam keseharian menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai Hakim, mendapat banyak rintangan dan tantangan, baik yang berasal dari luar institusi Pengadilan, maupun yang berasal dari dalam kantor sendiri.
Sebelum berselancar dalam kisah tentang pengalaman Saya, maka Saya akan mengutarakan terlebih dahulu pengertian dari idealisme. Idealisme adalah sebuah istilah yang digunakan pertama kali dalam dunia filsafat oleh Leibinz pada awal abad 18. Ia menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, seraya memperlawankan dengan materaialisme Epikurs. Istilah idealismeadalah aliran filasafat yang memandang yang mental dan ideasional sebagai kunci ke hakikat realitas. Dari abad 17 sampai permulaan abad 20 istilah ini banyak dipakai dalam pengklasifikasian filsafat. Idealisme memberikan doktrin bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Istilah ini diambil dari “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Berangkat dari pemahaman tersebut bahwa menurut Penganut idealisme adalah pemahaman terhadap karakter seseorang yang lahir dari jiwa yang jujur dan adil dalam hal kebenaran.
Sekitar bulan 11 tahun 2010, sy mengikuti tes tahap 2 calon Hakim Pengadilan Agama di Aula Kantor Pengadilan Tinggi Sulawesi Selatan. Ketika selesai menjawab tertulis psikotes, maka saya melanjutkan mengikuti tes dalam bentuk diskusi. Pada diskusi tersebut mengangkat masalah manakah yang didahulukan jujur atau adil? Ketika itu sayalah peserta yang tidak ikut komentar sebelum dipersilahkan oleh Penguji. lalu penguji bertanya kepada saya kenapa saudara tidak menjawab? Saya menjawab karena saya tidak dipersilahkan. Di saat saya mengutarakan pendapat saya, Penguji tersebut bertanya lagi kepada saya,”Apakah saudara alumni S2? Saya jawab Ya. Kata Penguji tersebut, kelihatan dari cara saudara berbicara dan pola pikir saudara.
Download Artikel KLIK DISINI